MEEGORA.ID

Terdepan & Terpercaya

Syngenta Dorong Ketahanan Pangan Nasional dari Desa di Sulawesi Tengah

 

SIGI — Dalam momentum Hari Pangan Sedunia 2025, PT Syngenta Indonesia melalui program Corn Business Ecosystem kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui kegiatan Podcorn #6 bertema “Menuju Ketahanan Pangan Nasional Dimulai dari Desa”, acara ini digelar di Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Selasa (29/10/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan perwakilan Kementerian Pertanian RI, Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura (TPPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas TPHP Kabupaten Sigi, Wahana Visi Indonesia (WVI), serta puluhan petani dari 12 desa di Kecamatan Dolo Barat.

Dengan latar lahan jagung NK Sumo milik petani lokal Gatot, diskusi menyoroti peningkatan pesat produktivitas jagung di Sulawesi Tengah. Jika lima tahun lalu hasil panen hanya berkisar 3–4 ton per hektare, kini meningkat menjadi 5–6 ton per hektare, dengan wilayah tanam yang semakin meluas.

Menurut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah, Amrizal, Sp, M.Si, keberhasilan ini tidak lepas dari kolaborasi lintas pihak yang fokus pada peningkatan kapasitas petani dan penggunaan benih unggul.

“Syngenta berperan besar melalui pendampingan dan pelatihan Good Agricultural Practices (GAP). Petani kini lebih memahami pentingnya kualitas benih, pemupukan tepat, dan pengendalian hama terpadu,” jelasnya.

Sejak 2018, Syngenta bersama Wahana Visi Indonesia telah melakukan berbagai program seperti demonstration plot (demoplot), pelatihan GAP, pembentukan jaringan distribusi desa (ISP), hingga kemitraan dengan pelaku usaha di sektor hilir. Inisiatif ini terbukti meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani lokal.

Sales Executive Sulawesi Tengah, PT Syngenta Indonesia, Muh. Burdiono, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk konsistensi perusahaan dalam memperkuat ekosistem pertanian yang berkelanjutan.

“Ketahanan pangan nasional tidak bisa dibangun dari kota, tapi harus dimulai dari desa. Syngenta hadir untuk memastikan petani memiliki akses teknologi, pelatihan, dan kemitraan yang adil agar mereka dapat menanam lebih baik dan hidup lebih sejahtera,” ujarnya.

Perwakilan Wahana Visi Indonesia, Elisabet Tandiono, menambahkan bahwa pemberdayaan petani bukan hanya soal produktivitas, tetapi juga soal kemandirian sosial dan ekonomi.

“Kami melihat perubahan besar di desa-desa dampingan. Petani kini lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan berani bermitra dengan pihak swasta,” tandasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini